Selasa, 29 Mei 2018

LAPORAN PEMISAHAN KOLESTROL DARI OTAK BIOKIMIA LANJUT

                    PERCOBAAN II
PEMISAHAN KOLESTROL DARI OTAK

I.                   Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk menentukan kadar kolestrol pada otak sapi

II.                Dasar Teori
Kolesterol adalah  lemak berwarna kekuningan  berbentuk seperti lilin yang diproduksi oleh tubuh manusia terutama di dalam  lever (hati). Dari segi ilmu kimia, kolesterol merupakan  senyawa lemak kompleks yang dihasilkan oleh tubuh dengan bermacam-macam fungsi antara lain untuk membuat hormon seks, hormonkorteks adrenal, vitamin D dan untuk membuat garam empedu yang membantu usus untuk menyerap lemak,  jika takarannya pas atau normal, kolesterol adalah lemak yang berperan penting dalam tubuh, jika terlalu banyak kolesterol dalam aliran darah justru berbahaya bagi tubuh (Ruixing, 2007).
Kolesterol adalah senyawa lemak kompleks, yang 80% dihasilkan dari dalam tubuh (organ hati) dan 20% sisanya dari luar tubuh (zat makanan) untuk bermacam-macam fungsi di dalam tubuh, antara lain membentuk dinding sel.Kolesterol yang berada dalam zat makanan yang kita makan dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah, tetapi sejauh pemasukan ini seimbang dengan kebutuhan, tubuh kita akan tetap sehat. Kolesterol tidak larut dalam cairan darah,untuk  itu agar dapat dikirim ke seluruh tubuh perlu dikemas bersama protein menjadi partikel yang disebut lipoprotein, yang dapat dianggap sebagai pembawa (carier) kolesterol dalam darah  (Eshak, 2010).
Kolesterol disintesis dari asetil koenzim A melalui beberapa tahapan reaksi, secara garis besar dapat dikatakan bahwa asetil koenzim A diubah  menjadi isopentenil piroposfat dan dimetalil pirofospat melalui beberapa reaksiyang melibatkan beberapa enzim. Selanjutnya isopentenil pirofosfat dan dimetalil pirofosfat bereaksi membentuk kolesterol. Pembentukkankolesterol ini juga berlangsung melalui beberapa reaksi yang membentuk senyawa-senyawa antara,yaitu geranil pirofosfat, squalen dan lanosterol (Linder, 1992).
Kecepatan pembentukkan kolesterol dipengaruhi oleh konsentrasi kolesterol yang ada dalam  tubuh. Tubuh terdapat kolesterol dalam jumlah yang telah cukup, maka kolesterol akan  menghambat sendiri reaksi pembentukkannya (hambatan umpan balik). Sebaliknya bila kadar kolesterol sedikit karena berpuasa, kecepatan pembentukkan kolesterol meningkat (Linder, 1992).
Kolesterol di dalam tubuh terutama diperoleh dari hasil sintesis di dalam hati. Bahan bakunya diperoleh dari karbohidrat, protein atau lemak. Jumlah yang disintesis bergantung pada kebutuhan tubuh dan jumlah yang diperoleh dari makanan. Kolesterol hanya terdapat di dalam  makanan asal hewan. Sumber utama kolesterol adalah  hati, ginjal dan kuning telur dan daging, susu penuh dan keju serta udang dan kerang. Ikan dan daging ayam sedikit sekali mengandung kolesterol. Oleh karena itu dianjurkan dalam diet rendah kolesterol. Faktor makanan yang paling berpengaruh  terhadap kadar  kolesterol darah, dalam  hal ini Low Density Lipoprotein (LDL), adalah  lemak total, lemak jenuh dan energi total. Dengan  mengurangi lemak total dalam  makanan, jumlah energi total akan ikut berkurang. Jenis lemak yang dikurangi ini hendaknya lemak jenuh. Kolesterol makanan sebetulnya hanya sedikit meningkatkan kolesterol darah, tergantung jumlah kolesterol yang dimakan dan kemampuan tubuh untuk mengimbanginya dengan mensintesis lebih sedikit. Urut-urutan perubahan makanan untuk menurunkan kolesterol darah menurut prioritas adalah jumlah lemak, lemak jenuh dan kolesterol (Le, Denny dkk., 2006)
Steroid merupakan lipid yang banyak dialam, pada umumnya senyawa ini ditemukan dalam bentuk sterol bebas, sterol berikatan  dengan glikosida atau sterol yang berbentuk ester. Dari kelompok sterol, kolesterol merupakan salah satu yang paling  melimpah. Kolesterol adalah salah  satu jenis lemak yang di buat di hati dan ditemukan pada makanan hewani (Pillian dkk., 2006).
Kolesterol adalah salah satu sterol yang penting dan  terdapat banyak di alam. Dari rumus kolesterol dapat dilihat bahwa gugus hidroksil yang terdapat pada atom nomor 3 mempunyai posisi beta oleh karena dihubungkan dengan garis penuh (Pillian dkk., 2006).
Kolesterol dapat larut dalam  pelarut lemak, misalnya eter, kloroform, benzena alkohol  panas dan aseton, apabila terdapat dalam konsetrasi tinggi, kolesterol mengkristal dalam bentuk kristal yang tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau dan mempunyai titik lebur 150-151oC, hanya kolestrol yang termasuk kategori LDL (Low Density Lipoprotein) saja yang berakibat buruk sedangkan jenis kolestrol HDL (High Density Lipoprotein) merupakan kolestrol yang dapat melarutkan kolestrol jahat dalam tubuh. Batas normal kolesterol dalam tubuh adalah 160-200  mg. Kadar  kolesterol yang tinggi dapat diturunkan dengan simvastatin (Pillian dkk., 2006).




















III.             Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
A.    Alat
1.      Blender
2.      Spatula
3.      Magnet stirer
4.      Erlenmeyer 250 mL
5.      Corong
6.      Neraca digital
7.      Spatula
8.      Gelas kimia 250 mL
9.      Gelas ukur 250 mL
10.  Penangas listrik
11.  Batang pengaduk
12.  Kaca arloji
13.  Evaporator
14.  Kertas saring
15.  Pipet tetes
16.  Stirer
17.  Aluminium foil
18.  Tissue

B.     Bahan
1.      Aseton
2.      Otak sapi
3.      Etanol





VI.             Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan pada percobaan ini yaitu sebagai berikut:
1.      Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada percobaan ini
2.      Menimbang 25 gram otak sapi kemudian memblendernya hingga halus
3.      Menambahkan 100 mL aseton kemudian distirer selama 10 menit.
4.      Menyaring otak sapi yang telah halus untuk memisahkan filtrat dan residunya.
5.      Mengambil filtrat lalu memasukkan ke dalam gelas kimia.
6.      Menambahkan 50 mL aseton pada residu kemudian distirer selama 10 menit.
7.      Menyaring kembali untuk memisahkan filtrat dan residunya.
8.      Mencampurkan filtrate hasil penyaringan pertama dan kedua kemudian memasukkannya ke dalam alat evaporasi untuk memisahkan pelarut dari kolestrol.
9.      Memindahkan kolestrol ke dalam gelas kimia lalu menambahkan etanol panas.
10.  Menyaring kembali untuk memisahkan filtrate dan residu.
11.  Mengeringkan residu dengan cara diangin-anginkan.
12.  Menimbang residu yang telah kering menggunakan neraca digital.
13.  Mencatat hasil pengamatan ke dalam tabel hasil pengamatan.











V.                Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan yang diperoleh pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
No
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1.
2.
3.

4.

5.


6.

7.

8.
9

10.
11.
-          Menimbang sampel otak sapi
-          Otak diblender
-          Ditambahkan aseton 100 mL + 10 menit distirer + diaduk selama 5 menit.
-          Menyaring larutan.

-          Residu ditambahkan 50 mL aseton + distirer selama 10 menit + diaduk selama 5 menit.
-          Menyaring larutan

-          Memasukkan filtrat 1 + filtrat 2 pada alat evaporasi.
-          Menambahkan etanol panas
-          Menyaring

-          Residu diangin-anginkan
-          Ditimbang.
-          25 gram
-          Otak sapi
-          Otak dan aseton tercampur
-          Filtrat
-          Residu
-          Campuran tercampur


-          Filtrat
-          Residu
-          Kolestrol cair

-          Menggumpal
-          Filtrat
-          Residu
-          Residu kering
-          0,33 gram









VI.             Pembahasan
Kolesterol adalah  lemak berwarna kekuningan  berbentuk seperti lilin yang diproduksi oleh tubuh manusia terutama di dalam  lever (hati). Dari segi ilmu kimia, kolesterol merupakan  senyawa lemak kompleks yang dihasilkan oleh tubuh dengan bermacam-macam fungsi antara lain untuk membuat hormon seks, hormonkorteks adrenal, vitamin D dan untuk membuat garam empedu yang membantu usus untuk menyerap lemak,  jika takarannya pas atau normal, kolesterol adalah lemak yang berperan penting dalam tubuh, jika terlalu banyak kolesterol dalam aliran darah justru berbahaya bagi tubuh (Ruixing, 2007).
Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk menentukan kadar kolestrol pada otak sapi (Staf Pengajar Biokimia Lanjut, 2018).
Perlakuan pada percobaan ini yang pertama-tama yang dilakukan yaitu menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Selanjutnya yaitu menimbang otak sapi sebanyak 25 gram. Kemudian yaitu di haluskan sampai halus menggunakan blender. Tujuan dari penghalusan ini yaitu agar mempermudah proses ekstraksi yang akan dilakukan pada otak sapi. Selanjutnya yaitu menambahkan aseton sebanyak 100 mL. Tujuan penambahan aseton yaitu sebagai pelarut pengekstrak yang digunakan untuk memisahkan kolesterol dari otak. Digunakannya aseton adalah sebagai pelarut karena aseton lebih aman bagi kesehatan dibanding pelarut nonpolar lainnya seperti benzene, kloroform, dan toluena.
Perlakuan selanjutnya adalah mengocok campuran selama 10 menit dengan menggunakan alat stirrer. Hasil yang diperoleh yaitu otak dan aseton tercampur. Tujuan pengocokan yaitu agar ekstraksi yang dilakukan oleh pelarut lebih maksimal. Kemudian menyaring campuran larutan tersebut dan mengambil filtrat. Tujuan penyaringan yaitu untuk memisahkan filtrat dan residunya. Kemudian menambahkan aseton kembali sebanyak 50 mL pada residu. Hal ini bertujuan agar kolesterol yang terdapat dalam otak sapi dapat terekstrak seluruhnya. Selanjutnya yaitu mengocok campuran selama 10 menit dengan  menggunakan alat stirrer. Hasil yang diperoleh yaitu campuran tercampur. Kemudian menyaring kembali campuran tersebut untuk diambil filtratnya.
Perlakuan selanjutnya yaitu mencampurkan filtrat hasil penyaringan pertama dan kedua. Kemudian  memasukknya ke dalam alat evaporasi. Hasil yang diperoleh yaitu kolestrol cair. Tujuan  penggunaan alat evaporasi yaitu untuk memisahkan pelarut dari kolestrol, adapun tujuan dari destilasi ini adalah untuk memisahkan analit dari pelarutnya dan alasan digunakannya alat evapoasi yaitu untuk  melakukan pemisahan lebih cepat dan dapat memisahkan komponen sebelum titik didihnya karena adanya tekan yang diberikan oleh pompa vakum. Hal ini seusai dengan hukum gas mulia yang menyatkan banhwa jika tekanan diturunkan maka titik didih juga akan menurun dan juga karena dengan menggunakan evaporasi pelarut yang digunakan bisa diperoleh dan digunakan kembali
Perlakuan selanjutnya yaitu larutan hasil evaporasi (kolesterol cair) dipindahkan ke dalam gelas kimia . Kemudian menambahkan dengan alkohol panas. Hasil yang diperoleh yaitu menggumpal. Fungsi penambhan alkohol panas yaitu untuk melarutkan kolesterol. Karena kolesterol hanya larut pada pelarut non polar dan tidak larut dalam pelarut polar dan alkohol merupakan pelrut non polar, jika rantai carbonnya pendek. Kemudian menyaring larutan tersebut dengan menggunakan kertas saring. fungsi dari penyaringan ini untuk memisahkan alkohol panas dari kolesterolnya atau untuk memisahkan filtrat dan residu. Kemudian mengeringkan residu yang diperoleh dengan cara diangin-anginkan pada suhu ruang. Tujuan pengeringan yaitu untuk mengeringkan sampel yang diperoleh yaitu berupa residu, setelah residu kering. Selanjutnya yaitu menimbang residu yang diperoleh dengan menggunkan nerca digital. Hasil yang diperoleh yaitu sebesar 0,33 gram.
Steroid larut dalam pelarut-pelarut lipid tetapi kebanyakan dari senyawa ini tidak dapat disabunkan (saponifikasi). Sifat kelarutan yang sama tersebut menyebabkan steroid termasuk golongan lipid. Sruktur dasar dari steroid yaitu cincin 17 atom karbon perhidroksiklopentanofenantren. Steroid ditemukan banyak tersebar pada hewan tingkat tinggi dengan kegunaan yang beragam. Contohnya yaitu kolestrol steroid yang terbanyak dan terdapat dalam membran sel hewan. Kolestrol mudah larut dalam aseton, sedangkan lipid kompleks lainnya tidak larut (Staf Pengajar Biokimia Lanjut, 2018).
Tingginya kadar kolestrol dalam tubuh menjadi pemicu munculnya berbagai penyakit. Pola makan sehat merupakan faktor utama untuk menghindari hal ini, akan tetapi tidak semua kolestrol berdampak buruk bagi tubuh. Hanya kolestrol yang termasuk kategori LDL (Low Density Lipoprotein) saja yang berakibat buruk sedangkan jenis kolestrol HDL (High Density Lipoprotein) merupakan kolestrol yang dapat melarutkan kolestrol jahat dalam tubuh. Batas normal kolesterol dalam tubuh adalah 160-200 mg (Le, Denny dkk., 2006).
Nilai LDL dan HDL mempunyai implikasi terhadap kesehatan jantung dan pembuluh darah. Nilai HDL tinggi di kaitkan dengan resiko rendah terhadap penyakit jantung, oleh sebab itu HDL ( Higt Density Lipoprotein ) dikatakan juga sebagai kolesterol baik. Bagian dalam lipoprotein terdiri atas trigliserida dankolesterol yang diselubungi fosfolipida. Protein berada didekat ujung luar fosfolipida menutupi struktur lipoprotein. Penyusunan molekul yang bersifathidrofilik di bagian dalam dan molekul hidrofilik di bagian luar memungkinkan lipida diangkut melalui cairan darah (Le, Denny dkk., 2006).
Kecepatan pembentukkan kolesterol dipengaruhi oleh konsentrasi kolesterol yang ada dalam  tubuh. Tubuh terdapat kolesterol dalam jumlah yang telah cukup, maka kolesterol akan  menghambat sendiri reaksi pembentukkannya (hambatan umpan balik). Sebaliknya bila kadar kolesterol sedikit karena berpuasa, kecepatan pembentukkan kolesterol meningkat (Linder, 1992).
Analisis perbedaan komposisi asam lemak dan kadar kolesterol pada otak sapi dan otak kambing secara laboratorium. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan informasi perbandingan komposisi asam lemak dan kandungan kolesterol pada otak sapi dan otak kambing dan juga untuk mengetahui komposisi asam lemak jenuh dan tidak jenuh pada otak sapi dan otak kambing. Otak sapi dan otak kambing disokletasi dengan menggunakan pelarut kloroform, kemudian minyak yang dihasilkan diubah menjadi metil ester asam lemak melalui reaksi metanolisis lalu komposisi asam lemak dianalisis dengan menggunakan metode GC-MS. Otak sapi dan otak kambing diekstraksi dengan kloroform kemudian di sentrifugasi pada 10000 rpm  selama 20 menit dan disaponifikasi dengan KOH-alkohol lalu kadar kolesterol dianalisis dengan metode HPLC. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi asam lemak otak sapi adalah asam elaidat (17,94 %), asam stearat (14,35 %), asam palmitat (11,60 %), asam nervonat (5,04 %) dan otak kambing adalah asam elaidat (15,93 %), asam stearat (12,19 %), asam palmitat (9,14%), dan kadar kolesterol dari otak sapi dan otak kambing adalah 2,00 g/100g dan 1,97 g/100g (Rahmat dkk., 2011).























VII.          Kesimpulan
Kolesterol total dapat diketahui kadarnya dengan cara menghancurkan otak yang dimasukkan kedalam blender dan ditambahkan aseton lalu diaduk dengan menggunakan magnetik stirer kemudian disaring lalu diambil residunya dan ditambahkan aseton lagi. Kemudian stirrer dan saring kembali. Kemudian mengambil filtratnya. Selanjutnya memisahkan aseton dan kolesterol menggunakan alat evaporasi. Kemudian menambahkan alkohol panas. Lalu saring dan timbang, sehingga dapat ditarik kesimpulan dari percobaan ini yaitu kadar kolesterol untuk 25 gram otak sapi yaitu sebesar 0,33 gram.















DAFTAR PUSTAKA



Eshak, Ehab S. (2010).  Dietary Fiber Intake Is Associated with Reduced Risk of Mortality from Cardiovascular Disease among Japanese Men and Women. Journal of Nutrition. 140 (8), 1445-53.
Linder, Maria C. (1992). Biokimia Nutrisi dan Metabolisme dengan Pemakaian secara Klinis. Jakarta: Universitas Indonesia.
Le, Denny dkk,. (2006). Prevalence and Risk Factors of Hyper cholesterol emiaamong Thai Men dan Women Receiving Health Examination.  Southeast Asian. Journal of Tropical Medicine and Public Health. 37(5) .1005-143.


Pillian, WG, Djojosoebagio L. Al Haj. (2006). Fisiologi Nutris Edisi Revisi. Bogor: IPB.
Ruixing, Y dkk,. (2007). Comparison of demography, diet, lifestyle, and serum lipid levels between the Guangxi Bai Ku Yao and Han populations. Journal of Lipid Research.  48 (12). 2673-81.
Rahmat, D & Rachmat D. (2011). Analisis perbedaan komposisi asam lemak dan kadar kolesterol pada otak sapi dan otak kambing. Jurnal Ilmu Ternak. 11(1). 35-38.
Staf Pengajar Biokimia Lanjut.  (2018). Penuntun Praktikum Biokimia Lanjut. Palu: UNTAD-Press.