PERCOBAAN
II
I.
Tujuan
Percobaan
Tujuan dari percobaan
ini yaitu untuk menentukan kadar kolestrol pada otak sapi
II.
Dasar
Teori
Kolesterol adalah
lemak berwarna kekuningan berbentuk
seperti lilin yang diproduksi oleh tubuh manusia terutama di dalam lever (hati). Dari segi ilmu kimia,
kolesterol merupakan senyawa lemak
kompleks yang dihasilkan oleh tubuh dengan bermacam-macam fungsi antara lain
untuk membuat hormon seks, hormonkorteks adrenal, vitamin D dan untuk membuat
garam empedu yang membantu usus untuk menyerap lemak, jika takarannya pas atau normal, kolesterol adalah
lemak yang berperan penting dalam tubuh, jika terlalu banyak kolesterol
dalam aliran darah justru berbahaya bagi tubuh (Ruixing,
2007).
Kolesterol adalah senyawa lemak kompleks, yang 80%
dihasilkan dari dalam tubuh (organ hati) dan 20% sisanya dari luar tubuh (zat
makanan) untuk bermacam-macam fungsi di dalam tubuh, antara lain membentuk
dinding sel.Kolesterol yang berada dalam zat makanan yang kita makan dapat
meningkatkan kadar kolesterol dalam darah, tetapi sejauh pemasukan ini seimbang
dengan kebutuhan, tubuh kita akan tetap sehat. Kolesterol tidak larut dalam
cairan darah,untuk itu agar dapat
dikirim ke seluruh tubuh perlu dikemas bersama protein menjadi partikel yang
disebut lipoprotein, yang dapat dianggap sebagai pembawa (carier) kolesterol
dalam darah (Eshak,
2010).
Kolesterol disintesis dari asetil koenzim A melalui beberapa
tahapan reaksi, secara garis besar dapat dikatakan bahwa asetil koenzim A
diubah menjadi isopentenil piroposfat
dan dimetalil pirofospat melalui beberapa reaksiyang melibatkan beberapa enzim.
Selanjutnya isopentenil pirofosfat dan dimetalil pirofosfat bereaksi membentuk
kolesterol. Pembentukkankolesterol ini juga berlangsung melalui beberapa
reaksi yang membentuk senyawa-senyawa antara,yaitu geranil pirofosfat, squalen
dan lanosterol (Linder, 1992).
Kecepatan pembentukkan kolesterol dipengaruhi oleh
konsentrasi kolesterol yang ada dalam tubuh. Tubuh terdapat kolesterol dalam jumlah yang
telah cukup, maka kolesterol akan menghambat
sendiri reaksi pembentukkannya (hambatan umpan balik). Sebaliknya bila kadar
kolesterol sedikit karena berpuasa, kecepatan pembentukkan kolesterol meningkat
(Linder, 1992).
Kolesterol di dalam tubuh terutama diperoleh dari hasil
sintesis di dalam hati. Bahan bakunya diperoleh dari karbohidrat, protein atau
lemak. Jumlah yang disintesis bergantung pada kebutuhan tubuh dan jumlah yang
diperoleh dari makanan. Kolesterol hanya terdapat di dalam makanan asal hewan. Sumber utama kolesterol
adalah hati, ginjal dan kuning telur dan
daging, susu penuh dan keju serta udang dan kerang. Ikan dan daging ayam
sedikit sekali mengandung kolesterol. Oleh karena itu dianjurkan dalam diet
rendah kolesterol. Faktor makanan yang paling berpengaruh terhadap kadar kolesterol darah, dalam hal ini Low Density Lipoprotein (LDL), adalah lemak total, lemak jenuh dan energi total. Dengan
mengurangi lemak total dalam makanan, jumlah energi total akan ikut berkurang.
Jenis lemak yang dikurangi ini hendaknya lemak jenuh. Kolesterol makanan
sebetulnya hanya sedikit meningkatkan kolesterol darah, tergantung jumlah
kolesterol yang dimakan dan kemampuan tubuh untuk mengimbanginya dengan
mensintesis lebih sedikit. Urut-urutan perubahan makanan untuk menurunkan
kolesterol darah menurut prioritas adalah jumlah lemak, lemak jenuh dan
kolesterol (Le, Denny dkk., 2006)
Steroid merupakan lipid yang banyak
dialam, pada umumnya senyawa ini ditemukan dalam bentuk sterol bebas, sterol
berikatan dengan glikosida atau sterol
yang berbentuk ester. Dari kelompok
sterol, kolesterol merupakan salah satu yang paling melimpah. Kolesterol adalah salah satu jenis
lemak yang di buat di hati dan ditemukan pada makanan hewani (Pillian
dkk., 2006).
Kolesterol
adalah salah satu sterol yang penting dan
terdapat banyak di alam. Dari rumus kolesterol dapat dilihat bahwa gugus
hidroksil yang terdapat pada atom nomor 3 mempunyai posisi beta oleh karena
dihubungkan dengan garis penuh (Pillian dkk., 2006).
Kolesterol
dapat larut dalam pelarut lemak,
misalnya eter, kloroform, benzena alkohol
panas dan aseton, apabila terdapat dalam konsetrasi tinggi, kolesterol
mengkristal dalam bentuk kristal yang tidak berwarna, tidak berasa dan tidak
berbau dan mempunyai titik lebur 150-151oC, hanya
kolestrol yang termasuk kategori LDL (Low Density Lipoprotein) saja yang
berakibat buruk sedangkan jenis kolestrol HDL (High Density Lipoprotein)
merupakan kolestrol yang dapat melarutkan kolestrol jahat dalam tubuh. Batas
normal kolesterol dalam tubuh adalah 160-200 mg. Kadar kolesterol yang tinggi dapat diturunkan dengan
simvastatin (Pillian
dkk., 2006).
III.
Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah
sebagai berikut:
A.
Alat
1. Blender
2. Spatula
3. Magnet stirer
4. Erlenmeyer 250 mL
5. Corong
6. Neraca digital
7. Spatula
8. Gelas kimia 250 mL
9. Gelas ukur 250 mL
10. Penangas listrik
11. Batang pengaduk
12. Kaca arloji
13. Evaporator
14. Kertas saring
15. Pipet tetes
16. Stirer
17. Aluminium foil
18. Tissue
B.
Bahan
1. Aseton
2. Otak sapi
3. Etanol
VI.
Prosedur
Kerja
Prosedur
kerja yang dilakukan pada percobaan ini yaitu sebagai berikut:
1. Menyiapkan
alat dan bahan yang akan digunakan pada percobaan ini
2. Menimbang
25 gram otak sapi kemudian memblendernya hingga halus
3. Menambahkan
100 mL aseton kemudian distirer selama 10 menit.
4. Menyaring
otak sapi yang telah halus untuk memisahkan filtrat dan residunya.
5. Mengambil
filtrat lalu memasukkan ke dalam gelas kimia.
6. Menambahkan
50 mL aseton pada residu kemudian distirer selama 10 menit.
7. Menyaring
kembali untuk memisahkan filtrat dan residunya.
8. Mencampurkan
filtrate hasil penyaringan pertama dan kedua kemudian memasukkannya ke dalam
alat evaporasi untuk memisahkan pelarut dari kolestrol.
9. Memindahkan
kolestrol ke dalam gelas kimia lalu menambahkan etanol panas.
10. Menyaring
kembali untuk memisahkan filtrate dan residu.
11. Mengeringkan
residu dengan cara diangin-anginkan.
12. Menimbang
residu yang telah kering menggunakan neraca digital.
13. Mencatat
hasil pengamatan ke dalam tabel hasil pengamatan.
V.
Hasil
Pengamatan
Hasil pengamatan yang
diperoleh pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
No
|
Perlakuan
|
Hasil Pengamatan
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9
10.
11.
|
-
Menimbang sampel otak sapi
-
Otak diblender
-
Ditambahkan aseton 100 mL + 10
menit distirer + diaduk selama 5 menit.
-
Menyaring larutan.
-
Residu ditambahkan 50 mL aseton +
distirer selama 10 menit + diaduk selama 5 menit.
-
Menyaring larutan
-
Memasukkan filtrat 1 + filtrat 2
pada alat evaporasi.
-
Menambahkan etanol panas
-
Menyaring
-
Residu diangin-anginkan
-
Ditimbang.
|
-
25 gram
-
Otak sapi
-
Otak dan aseton tercampur
-
Filtrat
-
Residu
-
Campuran tercampur
-
Filtrat
-
Residu
-
Kolestrol cair
-
Menggumpal
-
Filtrat
-
Residu
-
Residu kering
-
0,33 gram
|
VI.
Pembahasan
Kolesterol adalah
lemak berwarna kekuningan
berbentuk seperti lilin yang diproduksi oleh tubuh manusia terutama di
dalam lever (hati). Dari segi ilmu
kimia, kolesterol merupakan senyawa
lemak kompleks yang dihasilkan oleh tubuh dengan bermacam-macam fungsi antara
lain untuk membuat hormon seks, hormonkorteks adrenal, vitamin D dan untuk
membuat garam empedu yang membantu usus untuk menyerap lemak, jika takarannya pas atau normal, kolesterol
adalah lemak yang berperan penting dalam tubuh, jika terlalu banyak kolesterol
dalam aliran darah justru berbahaya bagi tubuh (Ruixing,
2007).
Tujuan dari percobaan
ini yaitu untuk menentukan kadar kolestrol pada otak sapi (Staf Pengajar
Biokimia Lanjut, 2018).
Perlakuan pada
percobaan ini yang pertama-tama yang dilakukan yaitu menyiapkan alat dan bahan
yang akan digunakan. Selanjutnya yaitu menimbang otak sapi sebanyak 25 gram. Kemudian
yaitu di haluskan sampai halus menggunakan blender. Tujuan dari penghalusan ini
yaitu agar mempermudah proses ekstraksi yang akan dilakukan pada otak sapi.
Selanjutnya yaitu menambahkan aseton sebanyak 100 mL. Tujuan penambahan aseton yaitu
sebagai pelarut pengekstrak yang digunakan untuk memisahkan kolesterol dari
otak. Digunakannya aseton adalah sebagai pelarut karena aseton lebih aman bagi
kesehatan dibanding pelarut nonpolar lainnya seperti benzene, kloroform, dan
toluena.
Perlakuan
selanjutnya adalah mengocok campuran selama 10 menit dengan menggunakan alat
stirrer. Hasil yang diperoleh yaitu otak dan aseton tercampur. Tujuan
pengocokan yaitu agar ekstraksi yang dilakukan oleh pelarut lebih maksimal.
Kemudian menyaring campuran larutan tersebut dan mengambil filtrat. Tujuan
penyaringan yaitu untuk memisahkan filtrat dan residunya. Kemudian menambahkan
aseton kembali sebanyak 50 mL pada residu. Hal ini bertujuan agar kolesterol yang
terdapat dalam otak sapi dapat terekstrak seluruhnya. Selanjutnya yaitu
mengocok campuran selama 10 menit dengan menggunakan alat stirrer. Hasil yang diperoleh
yaitu campuran tercampur. Kemudian menyaring kembali campuran tersebut untuk
diambil filtratnya.
Perlakuan
selanjutnya yaitu mencampurkan filtrat hasil penyaringan pertama dan kedua.
Kemudian memasukknya ke dalam alat
evaporasi. Hasil yang diperoleh yaitu kolestrol cair. Tujuan penggunaan alat evaporasi yaitu untuk
memisahkan pelarut dari kolestrol, adapun tujuan dari destilasi ini adalah
untuk memisahkan analit dari pelarutnya dan alasan digunakannya alat evapoasi
yaitu untuk melakukan pemisahan lebih
cepat dan dapat memisahkan komponen sebelum titik didihnya karena adanya tekan
yang diberikan oleh pompa vakum. Hal ini seusai dengan hukum gas mulia yang
menyatkan banhwa jika tekanan diturunkan maka titik didih juga akan menurun dan
juga karena dengan menggunakan evaporasi pelarut yang digunakan bisa diperoleh
dan digunakan kembali
Perlakuan
selanjutnya yaitu larutan hasil evaporasi (kolesterol cair) dipindahkan ke
dalam gelas kimia . Kemudian menambahkan dengan alkohol panas. Hasil yang
diperoleh yaitu menggumpal. Fungsi penambhan alkohol panas yaitu untuk
melarutkan kolesterol. Karena kolesterol hanya larut pada pelarut non polar dan
tidak larut dalam pelarut polar dan alkohol merupakan pelrut non polar, jika
rantai carbonnya pendek. Kemudian menyaring larutan tersebut dengan menggunakan
kertas saring. fungsi dari penyaringan ini untuk memisahkan alkohol panas dari
kolesterolnya atau untuk memisahkan filtrat dan residu. Kemudian mengeringkan
residu yang diperoleh dengan cara diangin-anginkan pada suhu ruang. Tujuan
pengeringan yaitu untuk mengeringkan sampel yang diperoleh yaitu berupa residu,
setelah residu kering. Selanjutnya yaitu menimbang residu yang diperoleh dengan
menggunkan nerca digital. Hasil yang diperoleh yaitu sebesar 0,33 gram.
Steroid larut
dalam pelarut-pelarut lipid tetapi kebanyakan dari senyawa ini tidak dapat
disabunkan (saponifikasi). Sifat kelarutan yang sama tersebut menyebabkan
steroid termasuk golongan lipid. Sruktur dasar dari steroid yaitu cincin 17
atom karbon perhidroksiklopentanofenantren. Steroid ditemukan banyak tersebar
pada hewan tingkat tinggi dengan kegunaan yang beragam. Contohnya yaitu
kolestrol steroid yang terbanyak dan terdapat dalam membran sel hewan.
Kolestrol mudah larut dalam aseton, sedangkan lipid kompleks lainnya tidak
larut (Staf Pengajar Biokimia Lanjut, 2018).
Tingginya kadar kolestrol dalam tubuh menjadi pemicu
munculnya berbagai penyakit. Pola makan sehat merupakan faktor utama untuk
menghindari hal ini, akan tetapi tidak semua kolestrol berdampak buruk bagi
tubuh. Hanya kolestrol yang termasuk kategori LDL (Low Density Lipoprotein)
saja yang berakibat buruk sedangkan jenis kolestrol HDL (High Density
Lipoprotein) merupakan kolestrol yang dapat melarutkan kolestrol jahat dalam
tubuh. Batas normal kolesterol dalam tubuh adalah 160-200 mg (Le, Denny
dkk., 2006).
Nilai
LDL dan HDL mempunyai implikasi terhadap kesehatan jantung dan pembuluh darah.
Nilai HDL tinggi di kaitkan dengan resiko rendah terhadap penyakit jantung,
oleh sebab itu HDL ( Higt Density Lipoprotein ) dikatakan juga sebagai
kolesterol baik. Bagian dalam lipoprotein terdiri atas trigliserida
dankolesterol yang diselubungi fosfolipida. Protein berada didekat ujung luar
fosfolipida menutupi struktur lipoprotein. Penyusunan molekul yang
bersifathidrofilik di bagian dalam dan molekul hidrofilik di bagian luar
memungkinkan lipida diangkut melalui cairan darah (Le, Denny
dkk., 2006).
Kecepatan pembentukkan kolesterol dipengaruhi oleh
konsentrasi kolesterol yang ada dalam
tubuh. Tubuh terdapat kolesterol dalam jumlah yang telah cukup, maka
kolesterol akan menghambat sendiri
reaksi pembentukkannya (hambatan umpan balik). Sebaliknya bila kadar kolesterol
sedikit karena berpuasa, kecepatan pembentukkan kolesterol meningkat (Linder,
1992).
Analisis perbedaan
komposisi asam lemak dan kadar kolesterol pada otak sapi dan otak kambing
secara laboratorium. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan informasi
perbandingan komposisi asam lemak dan kandungan kolesterol pada otak sapi dan
otak kambing dan juga untuk mengetahui komposisi asam lemak jenuh dan tidak
jenuh pada otak sapi dan otak kambing. Otak sapi dan otak kambing disokletasi
dengan menggunakan pelarut kloroform, kemudian minyak yang dihasilkan diubah
menjadi metil ester asam lemak melalui reaksi metanolisis lalu komposisi asam
lemak dianalisis dengan menggunakan metode GC-MS. Otak sapi dan otak kambing
diekstraksi dengan kloroform kemudian di sentrifugasi pada 10000 rpm selama 20 menit dan disaponifikasi dengan
KOH-alkohol lalu kadar kolesterol dianalisis dengan metode HPLC. Dari hasil
penelitian menunjukkan bahwa komposisi asam lemak otak sapi adalah asam elaidat
(17,94 %), asam stearat (14,35 %), asam palmitat (11,60 %), asam nervonat (5,04
%) dan otak kambing adalah asam elaidat (15,93 %), asam stearat (12,19 %), asam
palmitat (9,14%), dan kadar kolesterol dari otak sapi dan otak kambing adalah
2,00 g/100g dan 1,97 g/100g (Rahmat dkk., 2011).
VII.
Kesimpulan
Kolesterol
total dapat diketahui kadarnya dengan cara menghancurkan otak yang dimasukkan
kedalam blender dan ditambahkan aseton lalu diaduk dengan menggunakan magnetik
stirer kemudian disaring lalu diambil residunya dan ditambahkan aseton lagi.
Kemudian stirrer dan saring kembali. Kemudian mengambil filtratnya. Selanjutnya
memisahkan aseton dan kolesterol menggunakan alat evaporasi. Kemudian
menambahkan alkohol panas. Lalu saring dan timbang, sehingga dapat ditarik
kesimpulan dari percobaan ini yaitu kadar kolesterol untuk 25 gram otak sapi
yaitu sebesar 0,33 gram.
DAFTAR PUSTAKA
Eshak, Ehab S. (2010). Dietary Fiber Intake Is
Associated with Reduced Risk of Mortality from Cardiovascular Disease
among Japanese Men and Women. Journal of
Nutrition. 140 (8), 1445-53.
Linder, Maria C. (1992). Biokimia Nutrisi dan Metabolisme dengan Pemakaian
secara Klinis. Jakarta: Universitas Indonesia.
Le, Denny dkk,. (2006). Prevalence
and Risk Factors of Hyper cholesterol emiaamong Thai Men dan Women Receiving
Health Examination. Southeast Asian. Journal of Tropical Medicine and Public Health. 37(5) .1005-143.
Pillian,
WG, Djojosoebagio L. Al Haj. (2006). Fisiologi
Nutris Edisi Revisi. Bogor: IPB.
Ruixing, Y
dkk,. (2007). Comparison of demography, diet, lifestyle, and serum lipid levels
between the Guangxi Bai Ku Yao and Han populations. Journal of Lipid Research.
48 (12). 2673-81.
Rahmat,
D & Rachmat D. (2011). Analisis
perbedaan komposisi asam lemak dan kadar kolesterol pada otak sapi dan otak
kambing. Jurnal Ilmu Ternak. 11(1). 35-38.
Staf
Pengajar Biokimia Lanjut. (2018). Penuntun Praktikum Biokimia Lanjut.
Palu: UNTAD-Press.